Pada awal September 2024, dunia profesi akuntansi diguncang oleh berita tragis mengenai kematian Anna Sebastian Perayil, seorang akuntan muda yang bekerja di EY (Ernst & Young) di Pune, India. Anna, yang baru berusia 24 tahun, ditemukan tewas di apartemennya pada 3 September, setelah diduga mengalami tekanan kerja yang berat di tempat kerjanya. Insiden ini memicu diskusi yang lebih luas mengenai kondisi kerja yang kerap tidak sehat di industri keuangan dan konsultasi, terutama bagi para profesional muda.
Profil Singkat Anna Sebastian Perayil
Anna Sebastian Perayil berasal dari Kerala, India. Lulusan akuntansi dari sebuah universitas ternama, ia bergabung dengan EY Pune sebagai bagian dari tim audit setelah menyelesaikan pendidikannya. Ia digambarkan sebagai individu yang cerdas, bersemangat, dan berdedikasi tinggi terhadap pekerjaannya. Rekan-rekannya di kantor menggambarkan Anna sebagai pribadi yang bekerja keras, namun ia juga dikenal sangat pendiam dan jarang berbagi mengenai masalah pribadinya.
Tekanan Kerja yang Berlebihan
Laporan awal dari investigasi polisi menunjukkan bahwa Anna mungkin telah mengalami tekanan kerja yang sangat besar sebelum kematiannya. Rekan kerja Anna mengungkapkan bahwa ia kerap bekerja berjam-jam tanpa istirahat yang memadai, dengan beban kerja yang terus meningkat. Di dunia akuntansi, terutama pada firma-firma besar seperti EY, sudah menjadi rahasia umum bahwa tekanan untuk memenuhi target klien dan tenggat waktu sering kali membuat karyawan bekerja tanpa kenal waktu.
Menurut beberapa sumber internal di EY, Anna telah menunjukkan tanda-tanda kelelahan fisik dan mental dalam beberapa minggu terakhir sebelum kematiannya. Meski demikian, belum ada indikasi bahwa ia pernah meminta bantuan atau berbicara kepada atasannya mengenai beban kerjanya. Hal ini mencerminkan fenomena yang lebih luas di kalangan profesional muda yang sering kali merasa tertekan untuk memenuhi harapan tinggi dari manajemen dan enggan mengungkapkan perasaan mereka karena takut dianggap tidak kompeten atau tidak mampu.
Dampak Psikologis pada Profesional Muda
Kasus Anna Sebastian bukanlah yang pertama kali terjadi di India maupun di seluruh dunia. Tekanan kerja yang berlebihan di kalangan profesional muda, terutama di industri yang bergerak di bidang konsultasi dan keuangan, telah menjadi isu yang serius. Menurut penelitian dari American Psychological Association, 67% karyawan di industri keuangan mengalami stres berat yang terkait dengan pekerjaan mereka, dengan sebagian besar dari mereka berada dalam kelompok usia 22-35 tahun.
Di India, fenomena ini bahkan lebih akut, mengingat budaya kerja yang kompetitif dan ekspektasi tinggi dari perusahaan multinasional. Para profesional muda sering kali harus mengorbankan keseimbangan hidup dan pekerjaan, menghadapi jam kerja yang panjang, serta tekanan untuk mencapai hasil yang maksimal. Situasi ini menyebabkan peningkatan jumlah kasus burnout, depresi, dan kecemasan di kalangan pekerja muda.
Investigasi Lebih Lanjut
Setelah kematian Anna Sebastian Perayil, pihak berwenang di Pune telah meluncurkan penyelidikan resmi untuk menentukan penyebab pasti kematiannya. Polisi telah berbicara dengan rekan kerja dan manajer Anna di EY, serta meninjau catatan medisnya untuk mengetahui apakah ada riwayat penyakit fisik atau mental yang mungkin mempengaruhi kondisinya.
EY, dalam pernyataan resminya, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-teman Anna. Mereka juga menegaskan komitmen perusahaan untuk menjaga kesejahteraan karyawannya. “Kami sangat berduka atas kehilangan salah satu anggota tim kami. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyelidikan ini dan akan terus berusaha untuk memastikan lingkungan kerja yang sehat bagi seluruh karyawan kami,” demikian pernyataan dari manajemen EY.
Meski demikian, beberapa mantan karyawan EY dan firma serupa mengungkapkan di media sosial bahwa tekanan kerja di lingkungan tersebut sangat intens, terutama selama musim audit, di mana tenggat waktu semakin mendesak dan karyawan sering kali bekerja lembur tanpa adanya dukungan yang memadai.
Tuntutan Perubahan Lingkungan Kerja
Kematian tragis Anna memicu seruan dari para aktivis dan pekerja profesional agar ada perbaikan dalam budaya kerja di sektor-sektor yang kerap menuntut karyawan bekerja secara berlebihan. Beberapa serikat pekerja dan organisasi kesejahteraan karyawan telah menyerukan agar perusahaan-perusahaan besar, seperti EY, mengambil langkah konkret untuk mengurangi beban kerja karyawan, memberikan akses yang lebih baik kepada layanan kesehatan mental, dan memastikan bahwa keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan menjadi prioritas.
Di sisi lain, pemerintah India juga didesak untuk memperketat regulasi terkait jam kerja maksimal dan mengawasi kesehatan mental karyawan di sektor swasta. Sejumlah pengamat menekankan bahwa tindakan preventif dan kebijakan yang proaktif perlu segera diimplementasikan agar kasus serupa tidak terjadi lagi di masa depan.
Dukungan bagi Keluarga dan Teman Anna
Di Kerala, keluarga Anna Sebastian masih berduka mendalam atas kehilangan putri mereka. Mereka menggambarkan Anna sebagai sosok yang ceria dan penuh harapan. Meskipun demikian, mereka tidak menyangka bahwa tekanan di tempat kerja bisa begitu besar hingga merenggut nyawa anak mereka. Teman-teman dan kerabat di kampung halaman Anna juga mengadakan upacara penghormatan untuk mengenang Anna dan mendoakan ketenangan jiwanya.
Beberapa rekan kerja Anna di EY telah memulai kampanye online untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di tempat kerja, dengan tagar #RememberAnna sebagai simbol perjuangan untuk memperbaiki kondisi kerja yang lebih baik di sektor keuangan dan konsultasi.
Kematian Anna Sebastian Perayil adalah pengingat pahit akan dampak serius dari tekanan kerja yang berlebihan, terutama di kalangan profesional muda yang baru memulai karier mereka. Meskipun dunia akuntansi dan konsultasi terus berkembang dan menuntut produktivitas tinggi, penting untuk diingat bahwa kesejahteraan karyawan harus menjadi prioritas utama. Semoga kejadian ini menjadi titik awal perubahan yang lebih baik di lingkungan kerja yang lebih peduli terhadap kesehatan mental dan fisik karyawan.