Bekasi, 23 September 2024 – RS Polri Kramat Jati bersama tim penyidik Polres Bekasi Kota mengungkapkan dugaan bahwa tujuh mayat yang ditemukan di Kali Bekasi adalah anak-anak dengan rentang usia sekitar 14 tahun. Penemuan ini mengejutkan masyarakat dan mengundang perhatian luas, termasuk keterlibatan serius dari pihak berwenang untuk mengungkap latar belakang dan motif di balik peristiwa tragis tersebut.
Penemuan mayat-mayat tersebut bermula pada hari Minggu, 22 September 2024, ketika warga setempat melaporkan adanya bau menyengat yang tercium dari aliran Kali Bekasi di kawasan Jatiasih. Tim gabungan dari kepolisian dan SAR segera dikerahkan ke lokasi untuk melakukan pencarian dan penyelidikan. Setelah beberapa jam pencarian, tujuh jasad ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tersebar di beberapa titik di aliran kali tersebut.
Identifikasi Awal dan Dugaan Usia
Berdasarkan informasi awal yang diperoleh dari RS Polri Kramat Jati, tujuh mayat tersebut diperkirakan masih berusia remaja, dengan kisaran usia sekitar 14 tahun. “Kami menduga bahwa korban-korban ini masih dalam rentang usia anak-anak, sekitar 14 tahun. Namun, untuk memastikan identitas serta usia secara akurat, kami sedang menunggu hasil autopsi lengkap,” ujar Kepala RS Polri, Brigjen Pol. Dr. Hadi Sutanto.
Penyelidikan awal mengungkap bahwa beberapa jasad menunjukkan tanda-tanda kekerasan fisik. Namun, penyebab pasti kematian masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut. Tim forensik telah mengambil sampel DNA untuk dibandingkan dengan data keluarga yang melaporkan kehilangan anggota keluarga mereka.
Keterlibatan Pihak Berwenang
Kapolres Bekasi Kota, Kombes Pol. Heru Widodo, menyatakan bahwa kasus ini menjadi prioritas utama untuk diungkap secepat mungkin. “Kami sudah membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus ini. Saat ini, kami berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk RS Polri dan tim forensik, untuk mempercepat proses identifikasi dan mengetahui latar belakang kejadian ini,” terang Kombes Heru dalam konferensi pers yang digelar pagi ini.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa polisi sedang menelusuri laporan-laporan orang hilang di wilayah Bekasi dan sekitarnya yang mungkin memiliki kaitan dengan penemuan mayat ini. Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarga untuk segera melapor ke posko khusus yang dibuka di Polres Bekasi Kota.
Fokus Penyelidikan: Kemungkinan Keterlibatan Pidana
Meskipun belum ada keterangan resmi mengenai motif di balik penemuan mayat-mayat tersebut, penyidik tidak menutup kemungkinan adanya tindak pidana yang melatarbelakangi kejadian ini. Kombes Heru juga mengonfirmasi bahwa timnya sedang melakukan penyelidikan di beberapa lokasi terkait yang diduga menjadi tempat terakhir korban berada sebelum ditemukan di Kali Bekasi.
“Kami saat ini sedang menggali informasi dari berbagai sumber, termasuk keterangan saksi-saksi yang berada di sekitar lokasi penemuan. Kami juga mendalami kemungkinan keterlibatan pihak-pihak tertentu dalam kasus ini, apakah ini terkait dengan kasus penculikan, perdagangan manusia, atau tindak pidana lainnya,” tambah Kombes Heru.
Reaksi Masyarakat dan Upaya Pencarian Keluarga Korban
Penemuan mayat tujuh anak ini mengejutkan masyarakat Bekasi dan sekitarnya. Berbagai spekulasi muncul di media sosial, meskipun pihak berwenang mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi sebelum ada informasi resmi dari pihak kepolisian.
Ibu Sinta, warga Jatiasih yang tinggal dekat dengan lokasi penemuan, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap keamanan anak-anak di wilayah tersebut. “Ini sangat mengejutkan dan mengerikan. Kami sebagai orang tua tentu sangat khawatir dengan keamanan anak-anak kami. Kami berharap polisi bisa segera menangkap pelaku dan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi,” tuturnya.
Di sisi lain, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) juga turut memberikan perhatian khusus terhadap kasus ini. Ketua LPAI, Seto Mulyadi, mengimbau pemerintah daerah untuk meningkatkan pengawasan dan keamanan bagi anak-anak di wilayah tersebut. “Kasus ini harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak. Anak-anak adalah kelompok rentan yang harus dilindungi. Pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah konkret untuk mencegah kejadian serupa terjadi lagi,” tegas Kak Seto.
Proses Autopsi dan Penyelidikan Lanjutan
RS Polri Kramat Jati saat ini sedang melakukan proses autopsi terhadap ketujuh jasad tersebut untuk mengetahui penyebab kematian secara pasti. Brigjen Pol. Hadi Sutanto menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk memberikan hasil yang akurat kepada keluarga korban dan publik. “Kami berusaha secepat mungkin, namun tetap mengutamakan ketelitian. Proses autopsi ini sangat penting untuk mengetahui penyebab kematian dan apakah ada faktor lain yang mungkin berperan, seperti penggunaan zat berbahaya atau tindakan kekerasan,” katanya.